Jumat, 09 April 2010

SURAT DARI KEKASIH

Untukmu yang selalu KUcintai,

Saat kau bangun dipagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU. Walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKU. Atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini dan kemarin…

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi jalan-jalan bersama temanmu…

AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap. AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk…

Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu.

AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau mengambil sebuah majalah dan tabloid untuk mengetahui gosip terbaru sambil menunggu kedatangan temanmu untuk menjemputmu.

AKU melihatmu ketika engkau hendak pergi dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.

Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa orang berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya… Yah, tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU…

Saat tidur KUpikir kau merasa terlau lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatah pun namaKU kau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak meyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, doa, pikiran, atau syukur dari hatimu.

Baiklah… Engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi sedikit waktu untuk menyapaKU…
Tapi yang KU tunggu… Ah tak juga kau menyapaKU.

Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh lagi kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, dan tak ada rasa, dan tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU…

Apakah salahKU padamu??? Rizki yang KUlimpahkan, kesehatan yang KUberikan, harta yang KUrelakan, makanan yang KUhidangkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU???

Percayalah AKU selalu mengasihmu dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapaKU, memohon perlindunganKU, dan bersujud menghadapKU……

Yang selalu menyertaimu setiap saat


ALLAH

seandainyaaa

Satu bagian lamunan yang penuh makna, untukmu…

SEANDAINYA RASULULLAH KE RUMAH KITA

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan izin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita… Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan masuk ke ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum………

Barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang, poster band papan atas, poster artis pujaan, poster sponge bob, poster naruto yang kita pajang, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tetap tersenyum……..

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hafal lagu – lagu barat daripada menghafal sholawat. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai.

Beliau tentu tersenyum………..

Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan para sahabatnya tetapi hafal diluar kepala nama-nama teman-teman naruto, teman-teman sponge bob dan pemain film dan sinetron kesayangan kita. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Barangkali kita teringat bahwa kita yang perempuan tidak memiliki pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Betapa senyum beliau masih ada di situ………..

Maafkan kami ya Rasulullah…….
Masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih, dan senyum getir………..
Oh,, betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah……
Masih pantaskah kita mengatakan bahwa kita umatnya???